SEKTE – SEKTE SYI’AH
Ditulis oleh: Al Ustadz Muhammad Afifuddin as Sidawy
Syi’ah secara global terbagi menjadi beberapa sekte:
- Al-Kaisaniyah
Pengikut Mukhtar bin Abi Ubaid Ats-Tsaqafiy disebut ‘Kaisaniyah’
karena Mukhtar juga dikenal dengan nama “Kaisan”, ada yang menyebut
bahwa dia mengadopsi pemahamannya dari seorang budak milik Ali bin Abi
Thalib Radhiyallahu ‘anhu yang bernama “Kaisan”.
Awalnya mereka muncul untuk menuntut balas atas terbunuhnya Al-Husein
bin Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu, namun pada akhirnya mereka
juga terpecah menjadi ragam sekte, di antaranya:
- Al-Mukhtariyah
Pengikut Al-Mukhtar bin Abi Ubaid Ats-Tsaqafiy
- Al-Hasaniyah
Pengikut Abu Hasyim bin Muhammad bin Al-Hanafiyah
- Al-Bayaniyah
Pengikut Bayan bin Sam’an At-Tamimiy, termasuk sekte yang menuhankan Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu.
- Ar-Rizamiyah
Pengikut Rizan bin Razm, termasuk sekte yang meyakini reinkarnasi, ada pula yang membatasi agama pada satu bab, yaitu ma’rifatul iman.
Masing-masing sekte di atas terpecah menjadi ragam paham dan madzhab, namun 2 prinsip yang mereka sepakati:
- Meyakini keimaman Muhammad bin Al-Hanafiyah.
- Meyakini Al-Bada pada Allah Subhanahu wa Ta’ala, yakni Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak mengetahui segala sesuatu hingga terjadinya sesuatu tersebut. Ini adalah akidah kufur.
- Az-Zaidiyah
Pengikut Zaid bin Ali bin Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib.
Mereka mengkhususkan imamah pada keturunan Fathimah bintu Rasulullah
Radhiyallahu ‘anha, mengambil prinsip akidah mereka dari Washil bin
‘Atha’ Al-Mu’taziliy sehingga mayoritas Zaidiyah hingga sekarang yang
banyak tersebar di Yaman adalah Mu’tazilah dalam bab akidah.
Mereka secara pribadi tidak bara’ (memusuhi) dari Abu Bakar
Radhiyallahu ‘anhu dan Umar Radhiyallahu ‘anhu, sehingga mereka
ditinggalkan (Rafdh) oleh syiah-syiah lainnya yang kemudian dikenal
dengan nama “Zaidiyah”.
Tapi sekte-sekte zaidiyah ini pada generasi berikutnya terjadi perubahan besar dan mereka juga mencela para sahabat.
- Al-Jarudiyah
Pengikut Abul Jarud Ziyad bin Abi Ziyad.
Sekte ini dengan tegas mengafirkan para
sahabat, karena tidak membaiat Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu,
tapi membaiat Abu Bakar.
- As-Sulaimaniyah/Al-Jaririyah
Pengikut Sulaiman bin Jarir Az-Zaidi.
Sekte ini dengan tegas mengafirkan sejumlah sahabat yaitu ‘Utsman bin Affan, ‘Aisyah, Zubair dan Thalhah Radhiyallahu ‘anhu.
- Ash-Shalihiyah/Al-Butriyah
Pengikut 2 orang: Al-Hasan bin Shalih bin
Hayy dan Katsir An-Nawa Al-Abtar, mereka berdua satu madzhab dalam
akidah. Akidah mereka sama dengan As-Sulaimaniyah hanya saja mereka
tidak mengafirkan Utsman Radhiyallahu ‘anhu, tidak mencela dan tidak
pula memujinya.
Uniknya sekte Sulaimaniyah dan Shalihiyah mereka mengafirkan sekte
Al-Jarudiyah, karena mereka mengkafirkan Abu Bakr, Umar, begitu pula
sebaliknya Al-Jarudiyah mengafirkan Sulaimaniyah dan Shalihiyah karena
tidak berani mengkafirkan 2 sahabat tersebut.
Demikianlah ciri-ciri ahlul bid’ah satu sama lain saling mengafirkan hanya karena beda keyakinan.
Ke-3 sekte Zaidiyah ini, sepakat bahwa pelaku dosa besar di hari
kiamat nanti kekal dalam neraka selamanya, ini adalah akidah khawarij
dan mu’tazilah.
- Al-Ghulat
Demikian Muhammad Abdul Karim Asy-Syihirstaniy menjuluki mereka dalam kitabnya “Al-Milal wan Nihal”. Disebut demikian karena meyakini para imam mereka adalah Ilah (sesembahan) atau memiliki sifat-sifat ilahiyah.
- Madzhab Hululiyah, meyakini adanya makhluk yang memiliki titisan ilahiyah.
- Madzhab Tanashukhiyah, reinkarnasi yang diambil dari paham majusi sekte Al-Muzdakiyah, Brahmana Hindu, Filsafat dan Shabi’ah.
- Madzhab Yahudi yang menyerupakan Al-Khalik dengan makhluk.
- Madzhab Nashara yang menyerupakan makhluk dengan Al-Khalik.
Yang termasuk dalam sekte ekstrem Al-Ghulat adalah:
- Al-Kamiliyyah
- Al-Hisyamiyyah
- Al-Mughiriyah
- As-Sabaiyyah
- Al-‘Albaiyyah, pengikut ‘Albaa bin Dzira’ As-Saduusiy Al-Asadiy
- Al-Manshuriyyah, pengikut Abu Manshur Al-Ijliy yang mengaku dirinya nabi dan rasul
- Al-Khattabiyah, pengikut Abul Khattab Muhammad bin Abi Zainab Al-Ajda’ Al-Asadiy yang meyakini para imam adalah nabi, lalu menjadi ilah.
Sebagian sekte mereka yaitu Ma’mariyyah,
juga menghalalkan zina, khamr dan ragam keharaman lainnya. Mereka juga
meninggalkan shalat dan segenap kewajiban-kewajiban agama.
- An-Nushairiyah, pengikut Muhammad bin Nushair An-Numairiy yang mengaku sebagai nabi, meyakini bahwa Abul Hasan Al-Askari adalah Rabb, meyakini paham reinkarnasi pada Al-Askari, menghalalkan keharaman-keharaman agama, membolehkan nikah dengan mahram dan menghalalkan homo seksual.
Mereka juga menyakini Ali adalah Ilah, sebagian sekte mereka yaitu
Ishaqiyayah meyakini bahwa Ali Radhiyallahu ‘anhu adalah Nabi.
Paham ini ternyata banyak tersebar di masa ini di wilayah Syiria dan
sekitarnya, mereka juga dikenal dengan Ibahiyyah karena menghalalkan
semua yang haram.
Sekte-sekte Ghulat di atas memiliki banyak nama dan julukan yang
berbeda di setiap negara dan wilayah. Di antara julukannya adalah:
Al-Khurramiyyah, Al-Khudziyyah, Al-Muzdikiyyah, As-Sinbadziyyah,
Ad-Daquliyyah dan Al-Mubayyidhah
Di antara sekte Rafidhah ekstrem Ghulat adalah Al-Ismailiyyah
Al-Bathiniyyah Al-Qarramithah. Mereka juga disebut Al-Muzdakiyyah,
Al-Ta’limiyyah, Al-Mulhidah di zaman sekarang lebih dikenal dengan nama:
Makarimah dan Nakhawilah.
Mereka inilah yang dikenal dengan aliran kebatinan yang memahami ayat
dengan paham lahir dan batin, rumus-rumus yang tidak bisa dipahami.
Sekte inilah yang banyak tersebar di Mesir dengan sebutan Al-Fathimiyyah
dan sempat jaya di era Al-Qaddah Ubaidillah bin Maimun dengan sektenya
Al-Ubaidiyyah.
Sumber: Majalah Qudwah Edisi 23